Selasa, 26 Februari 2013

PENDIDIKAN DIDALAM BERORGANISASI



“ Sarjana muda saat ini telah hilang niat didalam lubuk hatinya untuk berjuang, dulu mengOrasikan Hidup adalah penuh perjuangan, tetapi kini berbalik arah Perjungan untuk Hidup “

Dalam dua pengertian judul tema di atas mempunyai makna yang sangat luar biasa dimana dalam sebuah pendidikan banyak dikelolah oleh organisasi lembaga-lembaga baik formal maupun non formal. Seblum kita lebih jauh untuk membahas pada tema saat ini, lebih baiknya kita akan menguraikan terlebih dahulu makna secara global terkait masalah “Pendidikan” & “ Organisasi”.
Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai yang disebut tujuan pendidikan. Pada level Negara, tujuan didalam pendidikan ini dinamakan tujuan  pendidikan tingkat Nasional, ada pula yang dalam tingkat provinsi samapai dalam tingkat daerah yang ada dalam suatu bangsa.
Didalam mengelolah pendidikan,tentu bermura pada sistem dasar yang telah di cantumkan pada Undang-undang Dasar No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Artinya bahwa setiap orang yang menjadi warga suatu Negara dan tinggal di Negara tersebut akan menjadi bagian dari pendidikan Negara tersebut. Yang menjadi pertanyaan hari ini adalah “ Metode apakah yang menjadikan keberhasilan didalam sistem pendidikan hari ini?”. Dunia pendidikan memiliki peran aktif pembentukan karakter didalam setiap individu peserta didik, dilakukan dari beberapa pengelolahan mulai dari munculnya pendidikan formal maupun non formal masih belum bisa memberikan angka kecerdasan & kesadaran pada diri mereka. Akan tetapi kesadaran di dalam membangun integritas pendidikan tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh pendidik pada saat ini, dengan banyaknya angka kebodohan yang di sandang oleh mereka yang mengenyam di bangku SD sampai pada tingkat PT.
Dalam media KOMPAS harian  di jelaskan dari hasil wawancara  kepada Mendikbud  Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA. Nuh memaparkan, sepanjang tahun 2011 ada sejumlah hal menonjol dan menjadi perhatian publik di dunia pendidikan. Setidaknya, ia menyebutkan empat persoalan yang turut menjadi perhatian dan konsen kerja kementeriannya.
Pertama, ujian nasional dan dugaan contek massal. Kasus yang menonjol terjadi di SD Gadel, Jawa Timur. Kasus yang bermula dari kesaksian seorang ibu, Siami, yang mengungkapkan bahwa anaknya diinstruksikan gurunya untuk berbagi jawaban soal UN         ( Ujian Nasional ) kepada teman-temannya, hal ini bisa menggemparkan dunia pendidikan. Nilai kejujuran yang ditanamkan oleh institusi pendidikan menjadi tanda tanya besar. Menurut Nuh, kasus ini membawa dampak sosial yang cukup besar. Saat itu, dukungan mengalir kepada Ibu Siami. Di satu sisi, ada orangtua siswa yang tak terima anaknya turut disebut melakukan kecurangan secara massal.
“Ada beberapa langkah yang kita lakukan dalam menangani kasus contek massal itu. Pertama, harus kita dudukkan, karena prinsip kita bukan membantah atau membenarkan. Tetapi kasus ini kan harus kita jelaskan dimana letak permasalahannya. Itu rumus yang kita (Kemdikbud) pegang selama ini.Jadi kalo disitu ada contek massal, tahu atau tidaknya contek massal itu ya ada standar bagaimana pekerjaan itu memenuhi kriteria ada contek massal,” papar Nuh.
Ia mengatakan, hal terpenting dari penyelesaian persoalan ini adalah tidak memicu dampak sosial yang lebih besar.
“Ibarat kanker yg sudah diambil, persoalannya adalah ketidakjujuran. Siapa yang tidak jujur? Yaitu kepala sekolah, dan itu sudah diambil tindakan oleh si walikota, berarti kan kanker sudah diambil. Tetapi, jangan sampai masih ada luka lain. Sebab,  akan masuk bakteri lain, dan akibatnya justru tambah sakit. Intinya jangan sampai persoalan akademik merembet ke persoalan sosial,” ujarnya.
Kedua, penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS). Pada tahun 2011 ini, pemerintah menerapkan mekanisme yang berbeda dari tahun 2010. Penyaluran dana yang sebelumnya dari provinsi ke sekolah, kemudian diubah disalurkan dari kabupaten ke sekolah. Akan tetapi, mekanisme ini justru memicu persoalan baru yaitu keterlambatan penyaluran dana.
Solusinya, pada tahun 2012 mendatang, mekanisme kembali diubah seperti yang diterapkan pada tahun 2010. Selain itu, dana unit cost juga dinaikkan. Untuk siswa SD dari Rp 380 ribu menjadi Rp 510 ribu. Sementara itu, untuk SMP, dari Rp 580 ribu menjadi Rp 710 ribu.
Hal menonjol ketiga, yaitu masalah fasilitas pendidikan khususnya sekolah rusak.
“Urusan sekeolah rusak, yang tidak layak, meminta perhatian yang tak kalah menarik juga. Data yang kami miliki ada ribuan sekolah rusak, bahkan ratusan ribu ruang kelas yang rusak,” ujar Nuh.
Untuk menentukan skala prioritas, kementerian melakukan kunjungan ke daerah-daerah yang dianggap perlu mendapatkan prioritas utama. Salah satunya adalah NTT. Menurut Nuh, pendidikan di NTT tertinggal 17 tahun ke belakang jika ditilik dari sisi angka partisipasi khusus (APK).
“Oleh karena itu, kita selesaikan secara tersendiri. Solusi untuk sekolah rusak ini, sudah dimulai tahun 2011 dan akan dilanjutkan tahun 2012″ kata Nuh.
Hal keempat, lanjut Nuh, mengenai penuntasan wajib belajar 9 tahun. Ia mengungkapkan, dari data demografi, populasi usia produktif akan mencapai puncaknya pada tahun 2010-2040.
“Dengan membaca peta seperti ini, maka kita siapkan generasi 2045, generasi 100 tahun Indonesia merdeka. oleh karena itu, mulai tahun ini kita galakkan gerakan PAUD-isasi. Karena pada 2045, mereka yang akan menggantikan posisi kita. Inilah yang kita garap, menyiapkan generasi 2045. Kesempatan emas ini kuncinya adalah pendidikan,” papar Nuh.
Proyeksi 2012
Meski persoalan pendidikan tak akan pernah selesai, bukan berarti tanpa harapan. Pada tahun 2012 mendatang, Kemdikbud akan memproyeksikan sejumlah kerja untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya pemerataan kesempatan pendidikan. Sejumlah politeknik dan institut teknologi akan dibangun di berbagai daerah, agar pembangunan tak hanya tersentralisasi di Pulau Jawa.
“Pokoknya kita perbanyak PTN (perguruan tinggi negeri), sehingga tidak menumpuk di Jawa. Selama ini hanya terkonsentrasi di Jawa, maka ke depan harus kita distribusikan,” kata Nuh.
Selain itu, beasiswa Bidik Misi yang diperuntukkan bagi mahasiswa miskin juga masih menjadi andalan. Hingga saat ini, setidaknya program ini telah menjaring 50 ribu mahasiswa miskin mendapatkan bantuan biaya pendidikan. Ke depannya, ditargetkan, Bidik Misi bisa membantu tak kurang dari 80 ribu mahasiswa.
Jika selama ini pendidikan di negara kita terjadi ketidak stabilan dalam menanamkan sebuah misi dan visi, maka jangan harap pendidikan yang ada didalam bangsa ini akan maju dan menyangi didalam pendidikan yang ada di sekala internasional, oleh sebab itu di mulai dari kesadaran sarjana mudah saat ini untuk membentuk kesadaran atas pendidikan yang ada serta membangun solidaritas pendidikan bagi mereka yang tidak mampu didalam mengenyam pendidikan formal maupun non formal.
Maka hal ini di perlukan yang namanya membentuk Organisasi pendidikan masyarkat (OPM ) agar meminimalisir angka kebodohan di tengah-tengah masyarakat khusunya kaum marjinal.
Berbicara soal organisasi, sangat di perlukan agar membentuk sebuah kekuatan yang besar dalam langkaj suatu perubahan. Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan)
Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap manusia hidup dalam sebuah organisasi. Pertanyaannya, apakah setiap manusia menyadari bahwa dia hidup dalam organisasi? Untuk apa ia menjadi bagian dari organisasi tersebut?
Keberadaan manusia di dunia ini tidak luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukkan bahwa dimana pun dan kapan pun manusia berada ( berinteraksi ) maka disitu muncul organisasi. Pemahaman organisasi tidak lagi sebagai suatu wadah organik dari orang-orang yang berkumpul untuk suatu tujuan, tetapi berkembang pada interaksi orang untuk maksud tertentu. Oraganisasi dapat diidentifikasi sebagai keluarga, rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, Negara, perserikatan dua Negara atau lebih, perserikatan bangsa-bangsa, dan lain sebagainya. Kemestian manusia saat ini berada dalam suatu organisasi ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif dan efesien, bukan semata-mata suatu kondisi kebetulan. Efektifitas dan efesiensi ini dapat digambarkan sebagai 100 sapu lidi yang diikat secara bersamaan akan memiliki kekuatan yang lebih besar untuk membersihkan satu halaman dibandingkan dengan sejumlah 100 sapu lidi digunakan secara terpisah untuk membersihakn halaman.
            Perlu kita belajari dari seorang Aktivis Brazilia yang ingin menyelamatkan rakyatnya dari cengkraman orang-orang yang berkepntingan untuk merebut kekuasaan. Pada awalnya Chico Mendes tidak pernah sadar dan tidak pernah berniat untuk menyelamatkan dunia.  Ia hanya melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan selama hidup menjadi  penyadap karet di dalam hutan hujan Amazon. Ia tergerak dari penindasan dan eksploitasi berlebihan  yang dilakukan oleh sekelompok orang yang berkepentingan di Brazil-termasuk pemerintahannya yang  korup. Hati nuraninyalah yang membuat Chico Mendes, seorang yang tidak pernah bersekolah, menjadi  pahlawan dunia, pahlawan hutan hujan tropis.
 Menjadi penyadap karet tentu bukan keinginan pribadi seorang Chico Mendes. Ia tidak pernah  berharap untuk dilahirkan dalam hutan Amazon, mengalami penindasan dan penyiksaan sekian tahun  lamanya, melakukan perlawanan bersama anggota perserikatan, dan menjadi ancaman serius bagi para  pengembang lahan dan pemerintah. Pada akhirnya, sejarahlah yang membuktikan bahwa kelahirannya  di Acre, sebuah provinsi di negara bagian Xapuri Brasil yang sebagian wilayahnya terdiri dari hutan  Amazon, memiliki arti yang sangat dalam bagi keberlangsungan hidup umat manusia.
Bila mana kita hidup didunia ini menyatukan sebuah kekuatan demi memanusiakan manusia, maka akan terciptlah generasi yang cerdas dan berkualitas untuk menegakkan kebenaran didalam kehidupan yang nyata. Bukan perjuangan untuk hidup tetapi Hidup adalah untuk perjuangan, dengan merapatkan barisan didalam berorganisasi mewujudkan misi & visi yang sama untuk mencerdaskan generasi bangsa selanjutnya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar